Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Operasi Perkalian dengan Tepuk Bergambar

Pembelajaran Operasi Perkalian dengan Tepuk Bergambar

Pendidikan matematika realistik mensyaratkan penggunaan konteks yang dekat dengan keseharian siswa. Seperti yang diketahui, anak anak usia sekolah dasar senang dengan kegiatan bermain. Salah satu bentuk konteks yang perlu dikembangkan adalah permainan tradisional yang memiliki fenomena matematis. Salah satu permainan tradisional yang banyak digemari anak adalah permainan Tepuk bergambar.

Tujuan dari permainan ini adalah untuk menanamkan konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang. Fenomena matematis dari permainan Tepuk Bergambar ini adalah proses menang dan kalah dalam permainan ini dapat dikaitkan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan, serta jumlah kemenangan dengan jumlah berturut-turut atau lebih dari satu pemain juga dapat dihubungkan dengan operasi perkalian dan kekalahan yang terjadi secara berurutan mungkin berhubungan dengan operasi pembagian.

Permainan tradisional Tepuk Bergambar ini adalah permainan yang biasanya disukai oleh anak laki-laki, di mana pemain yang terlibat dalam permainan ini adalah dua orang atau lebih, dan sebelum bermain mereka harus memiliki sejumlah kartu bergambar. Kartu bergambar terbuat dari karton tipis dengan berbagai model gambar, seperti yang biasanya terlihat pada film anak-anak yang populer di televisi.

Cara Memainkannya: pada langkah awal, para pemain memilih salah satu gambar yang paling disukai untuk dimainkan. Mereka menempatkan kartu gambar di buka telapak tangan kanan. Kedua palem diajukan dan kemudian ditarik. Pada saat itu, kartu bergambar jatuh dan melayang bawah. Kartu gambar yang sampai ke bawah dengan posisi terbuka (bagian gambar ditampilkan) dinyatakan sebagai pemenang, dengan lawannya gambarnya dengan posisi tertutup. Sedangkan, jika dua gambar sama-sama terbuka atau tertutup, maka permainan dinyatakan imbang.

Di sisi lain, jika jumlah pemain lebih dari 2 orang, biasanya, kartu bergambar yang diunggulkan untuk bermain akan dikumpulkan, kemudian diterbangkan ke udara. Jumlah gambar yang terbuka akan diterbangkan lagi, sampai ada satu gambar terbuka, dan dia dinyatakan sebagai pemenang. Pemain yang kalah harus memberikan jumlah kartu bergambar yang telah disepakati kepada pemain yang menang. Permainan berakhir ketika semua pihak bermain, setuju untuk berhenti. Kondisi menang dan kalah dalam permainan ini dapat dikaitkan dengan konsep dasar penambahan dan pengurangan, serta kemenangan dan kekalahan yang terjadi di urutan, juga dapat dihubungkan dengan konsep dasar perkalian dan pembagian.

Permainan ini telah dilakukan dalam sebuah eksperimen pembelajaran oleh Charitas Rully Indra Prahmana, Yusuf Hartono, Zulkardi dan telah dipublikasikan dalam Jurnal IndoMS. J.M.E Vol. 3 No. 2 Hal. 115-132 July 2012 dengan Judul: Learning Multiplication Using Indonesian Traditional game in Third Grade.

Terinspirasi oleh permainan ini, Evangelista Lus Windyana Palupi melakukan Teaching Experiment untuk memfasilitasi siswa mengurangkan tiga bilangan berturut-turut. Eksperimen pembelajaran ini juga telah dipublikasikan. Artikel ini dapat ditemukan di https://evangelistanote.files.wordpress.com/2011/12/tepuk-bergambar-untuk-mengajarkan-pengurangan-tiga-bilangan-berturut-turut.pdf.

Posting Komentar untuk "Pembelajaran Operasi Perkalian dengan Tepuk Bergambar"