Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Seperti telah diuraikan pada latar belakang adanya PTK, sejatinya PTK bersifat partisipatori dan kolaboratif (kolektif kolegial), yang dilakukan karena ada kepedulian bersama terhadap situasi pembelajaran di kelas yang perlu ditingkatkan. Guru bersama pihak-pihak lain (sejawat, siswa, kepala sekolah) mengungkapkan kepedulian akan peningkatan situasi tersebut, saling berbagi tentang apa yang mereka pikirkan, dan bersama-sama berusaha mencari cara untuk meningkatkan situasi pembelajaran. Guru bersama kolaborator (rekan sejawat, peneliti dari luar) menentukan fokus strategi untuk peningkatannya.
Singkatnya, guru dan kolaborator bersama-sama melakukan kegiatan awal, berupa; (1) penetapan fokus masalah, selanjutnya diteruskan dengan; (2) menyusun rencana tindakan bersama-sama, (3) bertindak dan mengamati secara bersama-sama, (4) melakukan analisis dan refleksi bersama-sama pula, dan (5) merancang tindakan lanjutan. Merancang tindakan lanjutan artinya guru bersama-sama kolaborator merevisi tindakan siklus selanjutnya berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih kritis dari siklus sebelumnya. Dengan demikian di luar penetapan fokus masalah, ada empat prosedur pelaksanaan PTK yang sesuai model Kemmis dan Taggart. 

Kelima  langkah dalam prosedur tersebut dapat dibaca pada posting-posting berikut:

(1) Penetapan fokus masalah
 
(2) Menyusun rencanatindakan bersama-sama 

(3) bertindak dan mengamati secara bersama-sama 

(4) melakukan analisis dan refleksi bersama-sama pula

(5) merancang tindakan lanjutan

Posting Komentar untuk "Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas"